LAPORAN HASIL OFF CAMPUS TEACHING SMAN 1 GARUT
HASIL
OBSERVASI LAYANAN
BIMBINGAN
DAN KONSELING DI SMAN 1 GARUT
LAPORAN
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Bimbingan dan Konseling yang diampu oleh Prof Dr. Sunaryo
Kartadinata, M.Pd. dan Dra. R. Tati Kustiawati, M.Pd
Disusun oleh
Adnan Rais 1406840
Fika Laila Syafiqoh 1405117
Reni Fatwa Gumilar 1400868
DEPARTEMEN
PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN
FAKULTAS
ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
PENDIDIKAN INDONESIA
2015
B. LAPORAN HASIL WAWANCARA
Kegiatan Off Campus
Teaching adalah salah satu kegiatan yang diselenggarakan setiap tahun oleh Departemen
Psikologi Pendidikan dan Bimbingan. Kegiatan ini bertujuan untuk membuka
wawasan mahasiswa mengenai kondisi layanan bimbingan dan konseling di
sekolah-sekolah. Dalam kesempatan kali ini kegiatan Off Campus Teaching
diselenggarkan di Garut yang terbagi di beberapa daerah dan beberapa sekolah di
jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Sederajat dan Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sederajat.
Beberapa dosen mata
kuliah memberikan tugas kepada mahasiswa dengan berbagai jenis kegiatan seperti
observasi, wawancara, pemberian angket, dan sebagainya. Adapun dalam mata
kuliah Bmbingan dan Konseling mahasiswa diberikan tiga jenis tugas yang
meliputi wawancara Guru BK, wawancara perwakilan siswa, dan pemberian angket
kepada siswa.
Kelompok kami terdiri
dari 6 orang yang anggotanya adalah Adnan Rais, Reni Fatwa Gumilar, Fika Laila
Syafiqoh, Tasa Luthfianka Dwi Putri, dan Nurma Li Utami. Kelompok kami tempat
pelaksanaan tugas observasi di SMAN 1 Garut.
1. Wawancara Kepada Guru BK
Guru BK SMAN 1 Garut
berjumlah 9 orang dimana 8 dari mereka merupakan lulusan BK sementara yang
non-BK hanya satu orang. Nama-nama guru BK tersebut antara lain Pak Achdiat
(Kepala Sekolah), Pak Daryono (Koordinator BK), Pak Dede (Wakasek Kurikulum),
Pak Dadan (Staf BK), Ibu Inggit (Staf BK), Ibu Susi (Staf BK), Ibu Tati (Staf
BK), Ibu Lia (Staf BK) dan Ibu Ati (Staf BK).
Dari hasil wawancara kami, pelayanan
guru BK di SMAN 1 Garut memiliki beberapa keunggulan diantaranya:
1.
Sebagian besar Guru BK di SMAN 1 Garut memiliki
latar belakang pendidikan S1 jurusan Bimbingan dan Konseling. Bahkan ada pula
yang merupakan lulusan S2 Bimbingan dan Konseling. Sehingga dalam pelayanan
Bimbingan dan Konseling di SMAN 1 Garut dapat dikatakan memiliki kualitas
pelayanan yang lebih baik dibandingkan dengan sekolah-sekolah lainnya di Garut.
2.
Adanya
profesionalisme kinerja guru BK yang sangat tinggi. Hal ini terlihat dari
kerelaan Guru BK itu sendiri dalam memberikan pelayanan yang seoptimal mungkin
kepada siswa dan orang tua siswa. Bahkan Guru BK memiliki alat komunikasi
khusus (handphone) untuk memberikan
layanan di luar jam sekolah kepada siswa dan orang tua siswa.
3.
Kepercayaan guru-guru lain terhadap guru BK,
terbukti dengan adanya beberapa guru BK yang memiliki jabatan tinggi di SMAN 1
Garut. Diantaranya adalah Pak Achdiat sebagai Kepala Sekolah SMAN 1 Garut, dan
Pak Dede sebagai Wakasek Kurikulum SMAN 1 Garut.
4.
Guru-guru BK SMAN 1 Garut mendapatkan jadwal untuk
mengisi kelas seperti guru mata pelajaran lainnya. Setiap guru BK memiliki 2
kali pertemuan dalam seminggu, dan sekali pertemuan berjumlah 1 mata pelajaran
(1 x 45 menit).
5.
Adanya tingkat kesadaran yang tinggi dari siswa
untuk berkonsultasi dengan guru BK dan mengunjungi ruang BK. Sehingga siswa
tidak menganggap Guru BK sebagai polisi sekolah tetapi sebagai teman dekat yang
dijadikan tempat untuk curhat. Bahkan hampir setiap hari ruang BK selalu ramai
dikunjungi oleh siswa-siswi SMAN 1 Garut.
6.
Ruangan yang dimiliki oleh Guru-guru BK SMAN 1 Garut
dapat dikatakan representatif. Karena memiliki ruangan yang cukup luas dan
setiap guru BK memiliki meja kerja pribadi. Selain itu terdapat ruangan khusus
untuk melaksanakan konseling yang bersifat privasi dan ada juga tempat khusus
untuk menerima tamu atau sebagai tempat konseling kelompok.
7.
Administrasi Bimbingan dan Konseling di SMAN 1 Garut
dapat dikatakan tertata rapih. Hal ini dapat terlihat dari tersusunnya
laporan-laporan konseling, data-data seluruh siswa SMAN 1 Garut, data sekolah
lanjutan ke perguruan tinggi, dan bentuk administrasi lainnya.
8.
Guru-guru BK SMAN 1 Garut memiliki relasi yang baik dengan
guru orang tua siswa. Karena disediakan kemudahan bagi orang tua murid untuk
menghubungi guru BK kapanpun melalui nomor handphone
khusus untuk para orang tua siswa. Bahkan tak jarang pula guru BK yang
mendahului menelepon orang tua siswa jika ada keperluan dalam memberikan
layanan bimbingan dan konseling.
Selain itu, kami
juga menemukan beberapa kekurangan dari pelayanan Bimbingan dan Konseling di
SMAN 1 Garut. Diantaranya adalah :
1.
Para siswa
merasa kurangnya jumlah guru BK di SMAN 1 Garut. Hal ini berkaitan dengan
tinggiya antusias siswa untuk berkunjung ke ruang BK.
2.
Ada beberapa guru BK yang tidak hadir di jadwal
kelasnya karena beberapa urusan tertentu. Salah satunya adalah karena masih
memberikan pelayanan responsi kepada siswa yang mengunjungi ruang BK.
2. Wawancara Kepada Perwakilan Siswa
Dalam
melaksanakan tugas wawancara kepada perwakilan ini, kami mendapat kesempatan
untuk mewawancarai beberapa siswa-siswi SMAN 1 Garut dari kelas X berjumlah 1
orang dan siswa kelas XI berjumlah 5 orang. Wawancara ini bertujuan untuk
mengetahui bagaimana persepsi siswa mengenai layanan bimbingan dan konseling di
sekolah dan harapannya kepada
Dari hasil wawancara kami, beberapa
persepsi umum dari siswa-siswi SMAN 1 Garut antara lain :
1.
Guru BK di SMAN 1 adalah guru yang baik, bisa
menjadi teman untuk curhat dan bisa membantu memecahkan masalah siswa.
2.
Guru BK memiliki peran yang penting dalam membantu
siswa menjalankan tugas-tugas perkembangannya.
3.
Kinerja guru BK di SMAN 1 Garut sudah cukup baik
karena dapat membantu siswa dalam menyelesaikan masalah, meningkatkan kemampuan
intrapersonal, peduli terhadap siswanya, dan dapat dikatakan juga sebagai
motivator bagi siswa
4.
Guru BK biasanya memberikan layanan informatif dan
layanan konseling kelompok. Dan tak jarang guru BK juga memberikan angket
sesuai kebutuhan setiap jenjang.
5.
Siswa-siswi SMAN 1 Garut secara umum sudah cukup
puas dengan pelayanan bimbingan dan konseling yang dilaksanakan guru-guru BK.
Karena fungsi-fungsi Guru BK sudah terlaksana secara baik.
6.
Siswa-siswi SMAN 1 Garut memiliki harapan untuk
menambahkan jumlah personil guru BK yang dirasa masih kurang. Selain itu juga
mereka berharap untuk menambahkan jam mata pelajaran BK di setiap kelas, karena
1 jam pelajaran dirasa belum cukup bagi siswa.
Komentar
Posting Komentar