KONSEP DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING

A.  KONSEP BIMBINGAN
1.    Pengertian Bimbingan
Bimbingan merupakan upaya untuk membanu mengoptimalkan individu. Donal G. Mortensen dan Alan M. Schmuller menyatakan, “Guidance may be defined as that part of the total educatioanl program that helps provide the personal opportunities and specialized staff services by which each individual can develop to the fullest of his obilities and capacities in term of the democratic idea.”
Model bimbingan yang berkembang saat ini adalah bimbingan perkembangan. Visi bimbingan perkembangan bersifat edukatid, pengembangan, dan outreach. Edukatif karena titik berat layanan bimbingan perkembangan ditekankan pada pencegahan dan pengembangan, bukan korektif atau tarapeutik, walaupun layanan tersebut juga tidak diabaikan. Pengembangan karena titik sentral sasaran bimbingan perkembangan adalah perkembangan optimal seluruh aspek kepribadian individu dengan strategi /upaya pokoknya memberikan kemudahan perkembangan melalui perekayasaan lingkungan perkembangan. Outreach karena target populasi layanan bimbingan perlembangan tidak terbatas pada individu yang bermasalah.  Teknik bimbingan yang digunakan meliputi teknik-teknik pembelajaran, pertukaran informasi, bermain peran, tutorial dan konseling.


2.    Tujuan Bimbingan
·      Merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karier, serta kehidupannya pada masa yang akan datang
·      Mengembangkan seluruh potensi yang dimilikinya pada masa yang akan datang seoptimal mungkin
·      Menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, lingkungan masyarakt, dan lingkungan kerja
·      Mengatasai setiap hambatan dan kesulitan yang dihadapi
Untuk mencapai tujuan tersebut di atas, mereka harus mendapatkan kesempatan untuk :
·         Mengenal dan memahami potensi, kekuatan serta tugas-tugasnya
·         Mengenal dan memahami potensi yang ada di lingkungannya
·         Mengenal dan menentukan tujuan, kekuatan seta tugasnya
·         Memahami dan mengatasi kesulitan-kesulitan sendiri
·         Menggunakan setiap kemampuan
·         Menyesuaikan diri dengan keadaan dan tuntutan lingkungannya
·         Mengembangkan segala potensi dan kekuatan yang dimilikinya secara tepat, teratur, dan optimal.

3.    Fungsi Bimbingan
a.    Fungsi Pengembangan, fungsi bimbingan dalam mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimiliki individu
b.    Fungsi Penyaluran, fungsi bimbingan dalam membantu individu dalam memilih dan menetapkan penguasaan karier dan jabatan
c.    Fungsi adaptasi, fungsi membantu para pelaksana pendidikan, untuk mengadaptasikan program pendidikan terhadap latar belakang pendidikan, minat, kemampuan, dan kebutuhan incividu.
d.   Fungsi Penyesuaian, fungsi bimbingan dalam membantu individu menemukan penyesuaian diri dan perkembangannya secara optimal.





4.    Prinsip-prinsip bimbingan
a.    Bimbingan adalah suatu proses membantu individu agar mereka dapat membantu dirinya sendirinya dalam menyelesaikan mmasalah yang dihadapinya
b.    Hendaknya bimbingan bertitik tolak (berfokus) pada individu yang dibimbing
c.    Bimbingan diarahkan pada individu dan tiap individu memiliki karakteristik sendiri. Oleh karenanya, pemahaman keagamaan dan kemampuan individu yang dibimbing sangat diperlukan dalam pelaksanaan bimbingan
d.   Masalah yang tida dapat diselesaikan oleh tim pembimbing di lingkungan lembaga pendidikan hendaknya diserahkan kepada ahli atau lembaga yang berwenang menyelesaikannya
e.    Bimbingan dmulai dengan identifikasi kebutuhan yang dirasakan oleh individu yang akan dibimbing
f.     Bimbingan harus luwes dan fleksibel sesuai dengan kebutuhan individu dan amasyarakat
g.    Program bimbingan di lingkungan lembaga penddikan tertentu harus sesuai dengai program pendidikan pada lembaga yang bersangkutan
h.    Program bimbingan dikelola oleh orang yang memiliki keahlian dalam bimbingan
i.      Pelaksanaan program bimbingan dievaluasi untuk mengetahui hasil dan pelaksanaan program

B. KONSEP KONSELING
1. Pengertian Konseling
Shertzer dan Stone (1980) telah membahas berbagai definisi yang terdapat di dalam literature tentang knseling. Konseling adalah upaya untuk membantu individu melaui proses interaksi yang bersifat pribadi antara konselor dan koonseli agar konseli mampu memahami diri dan lingkungannya, mampu membuat keputusan dan menentukan tujuan berdasarkan nilai yang diyakininya sehingga knseli merasa bahagia dan efektif perilakunya.
Pietrofesa menunjukan sejumlah ciri-ciri konseling profesinal adalah sebagai berikut:
a.       Konseling merupakan suatu hubungan profesional yang diadakan oleh seorang konselor yang sudah dilatih untuk pekerjaannya.
b.      Dalam hubungan yang bersifat profesional itu, klien mempelajari keterampilan pengambilan keputusan, penyelesaian masalah, serta tingkah laku atau sikap-sikap baru.
c.       Hubungan profesional itu dibentuk berdasarkan kesukarelaan antara klien dan konselor
ASCA (American School Counselor Assosiation) mengemukakan bahwa konseling adalah hubungan tatap muka yang bersifat rahasia, penuh dengan sikap penerimaan dan pemberian kesempatan dari konselor kepada klien.
Para ahli mengklasifikasikan konseling berdasarkan fungsinya menjadi tiga, Yaitu Suportif, reeduktif, dan rekonstruktif. Konseling berdasarkan metodenya yaitu direktif dan non-direktif. Osipow, Walsh dan Tosi mengelompokan konseling berdasarkan penekanan masalah yaitu penyesuaian pribadi, pendidikan, dan karier. Shertzer dan Stone mengelompokan konseling berdasarkan kawasan atau ranah prilaku berdasarkan kepeduliannya, konseling yang berorientasi pada ranah kognitif dan konseling yang berorientasi pada ranah afektif. Dan Patterson mengelompokan konseling ke dalam lima kelompok yaitu pendekatan rasioanal, teori belajar, psikoanalitik, perseptual-fenomenologis, dan eksistensial.
Secara general karakteristik utama kegiatan konseling adalah:
a.    Konseling merupakan salah satu bentuk hubungan yang bersifat membantu. Yaitu sebagai upaya untuk membantu orang lain agar mampu tumbuh ke arah yang dipilihnya sendiri. Tugas konselor adalah menciptakan kondisi fasilitatif yang diperlukan bagi pertumbuhan dan perkembangan klien.
b.    Hubungan dalan konseling bersifat interpersonal. Terjadi dalam bentuk wawancara tatap muka anatara konselor dengan klien.
c.    Keefektifan konseling sebagian besar ditentukan oleh kualitas hubungan antara konselor dengan kliennya.
2. Tujuan Konseling
a.    Mengadakan perubahan prilaku pada diri klien sehingga memungkinkan hidupnya lebih produktif dan memuaskan. Membantu siswa sehingga lebih matang dan mampu mengaktualisasikan dirinya untuk membantu siswa maju dengan cara yang positif.
b.    Memelihara dan mencapai kesehatan mental yang positif
c.    Penyelesaian masalah
d.   Mencapai keefektifan pribadi
e.    Mendorong individu mampu mengambil keputusan yang penting bagi dirinya


Komentar

Postingan Populer